Terkadang tanpa kita ketahui janji kita pernah melukai hati seseorang. Inilah gambaran kekesalan seorang manusia akan janji-janji kosong yang tak tak tertunaikan dan yang terlupakan, yang saya coba gambarkan ke dalam puisi berikut.
BARA API PAGI
Di sela terusik lelap
Elakkan lisan torehkan sumbang-sumbang kepalsuan serta kesengajaan
Datang...,
Kegerhanaan menjadi pikuk yang menajamkan kesal
Ku mengupah janjimu dalam tertawamu
Dan beranjak ketika lelap yang kau nilai dengan judi atau cuma-cuma
Persamaan bunyi itu,
Itulah birama yang jauhkan gerhana
Padanan dirupa, perulangan ditegaskan.
Jemu...
Kemasi dalam meragu dan dalam kepahaman menoda ejekan laku
Pilar bahagia dijajakan semu. Tiada kesejatian, yang itu titik nisbi alibimu
Genderang pagi ini. Panjiku mengawali arakan ke gerbang subuh
Kuharapkan nilai dan ku bukakan mata.
Jakarta, 22 Nopember 2006 M
pkl. 03:56
Muhammad Sahid Muslim
Thursday, August 14, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment