Thursday, August 14, 2008

FURQ BEAUTIFUL

Dapatkah kamu menyaksikan kembali bunga-bunga yang tumbuh dengan cantiknya di sekitar matahari dan menjadi dirimu yang serupa dengan padanan kata-kata yang terangkai dengan indah bagai sebuah puisi?. Dan bila keindahan puisi hanyalah jelmaan hati yang mungkin berarti mimpi yang jauh mengikat bumi dalam kesemestaan ruang dan waktu, tentu bukanlah jebakan yang manja bila menyamai nada seruling di waktu pagi dan petang, di saat matahari merindukan bunga-bunga yang cantik. Namun, hanya karena mengingat petang, maka tak berarti nafas terhenti di saat itu pula atau menghilang di dalam kepekatan yang tak berarti senyap. Namun, perlu memaafkan segala yang kembali kepada keindahan.

Ku ingin mengambil sebuah keindahan pada pita-pita pelangi dan menemukan diri wanita bercermin pada kecemasan hujan, dalam memikirkan surat dalam badai atau menjadikan ombak sebuah karangan seni yang mengalir dan membentuk kerajaan pasir yang menuliskan kata-kata cinta yang tak lagi pudar dalam iringan putaran bumi dan matahari pada edarnya menjumpai detik-detik yang terkumpul di zaman waktu dalam keserasian satuan qodha' di atas kesetimbangan qadar.

Dapatkah lagi bejana yang menadah air hujan dan mengumpulkannya kembali ke awalnya sebagi gemulung awan yang bertumpuk-tumpuk dan menjadi payung raksasa yang menidurkan gersang sebagai lenguhan musim saat panen raya?.

Tentunya, keindahan telah semestinya berarti segala-gala yang berarti dalam sejagat rimba kata, maka puisi pun tak seindah seni furqan genggaman Sang Raja Arasy.



Muhammad Sahid Muslim
Jakarta, 27 April 2006
pkl. 09:19 wib

No comments: